Jengkol: Tanaman Khas Nusantara, Potensi Rasa dan Nilai Ekonomis yang Tinggi

- Jurnalis

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 12:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Budidaya tanaman jengkol

Budidaya tanaman jengkol

Jengkol (Archidendron pauciflorum) merupakan tanaman khas Asia Tenggara yang memiliki tempat istimewa di hati pecinta kuliner Nusantara. Meski aromanya tajam, rasa gurih dan teksturnya yang unik membuat jengkol tetap digemari, terutama dalam hidangan tradisional seperti semur, balado, atau gulai. Selain itu, jengkol memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan dan peluang budidaya yang menjanjikan.

Asal Usul dan Persebaran

Jengkol tumbuh subur di daerah tropis, khususnya di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Di Indonesia, jengkol dapat ditemukan di berbagai wilayah dari Sumatra hingga Kalimantan. Pohonnya dapat mencapai tinggi 20 meter, berdaun majemuk, dan menghasilkan buah berbentuk pipih berwarna cokelat mengilap.

Kandungan Gizi

Per 100 gram, jengkol mengandung:

  • Protein nabati
  • Karbohidrat
  • Serat pangan
  • Vitamin C
  • Kalsium
  • Fosfor
  • Zat besi
  • Senyawa antioksidan seperti flavonoid, saponin, dan alkaloid

Kombinasi nutrisi tersebut menjadikan jengkol bermanfaat untuk kesehatan, meski tetap harus dikonsumsi dengan bijak.

Manfaat Kesehatan

  1. Memperkuat tulang dan gigi berkat kandungan kalsium dan fosfor.
  2. Mencegah anemia melalui zat besi yang membantu pembentukan sel darah merah.
  3. Menangkal radikal bebas berkat antioksidan alami.
  4. Melancarkan pencernaan karena kaya serat.
  5. Mendukung kesehatan metabolisme jika diolah tanpa bahan tinggi gula dan lemak.
Baca Juga :  Budidaya Tanaman Buah Salak

Cara Mengolah Jengkol agar Aman dan Lezat

Jengkol mengandung asam jengkolat yang dapat menyebabkan gangguan ginjal jika dikonsumsi berlebihan. Untuk mengurangi risikonya:

  1. Pilih jengkol berkualitas – kulit mulus, cokelat tua, tidak berjamur.
  2. Rendam 12–24 jam – ganti air rendaman secara berkala, tambahkan garam atau daun salam.
  3. Rebus berulang kali – buang air rebusan dan ganti air 2–3 kali, tambahkan daun salam atau bubuk kopi.
  4. Pipihkan (opsional) – agar empuk dan bumbu mudah meresap.
  5. Olah menjadi hidangan seperti semur, balado, atau gulai.

Budidaya Jengkol

Syarat tumbuh:

  • Iklim tropis, suhu 25–32°C, curah hujan 1.500–2.500 mm/tahun.
  • Tanah gembur, pH 5,5–6,5, kaya bahan organik.

Penanaman:

  • Lubang tanam 60×60×60 cm, campur tanah galian dengan 5–10 kg pupuk kandang.
  • Jarak tanam 8×8 meter.
  • Gunakan bibit okulasi (berbuah 4–5 tahun) atau biji (berbuah 6–8 tahun).

Perawatan:

  • Pemupukan rutin NPK dan pupuk kandang.
  • Penyiraman saat kemarau.
  • Pemangkasan cabang rimbun.
  • Pengendalian hama seperti ulat daun dan penggerek batang.

Produktivitas:

  • Hasil panen: 50–150 kg per pohon per tahun.
  • Masa produktif: 20–25 tahun (bisa hidup lebih dari 50 tahun).
Baca Juga :  Membuat Sendiri Pupuk NPK Dengan Memanfaatkan Daun Lamtoro atau Petai cina

Daerah Penghasil Jengkol Utama

  • Jawa Barat: Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta.
  • Jawa Tengah: Brebes, Banyumas, Cilacap, Wonogiri.
  • Banten: Pandeglang, Lebak.
  • Sumatra Barat: Agam, Tanah Datar, Payakumbuh.
  • Sumatra Selatan: OKU dan sekitarnya.
  • Lampung: Lampung Tengah, Lampung Selatan.
  • Kalimantan: Skala kebun rakyat di Kalsel dan Kaltim.

Nilai Ekonomis Jengkol

Harga pasar:

  • Normal: Rp25.000–Rp45.000/kg.
  • Musim paceklik: Rp60.000–Rp80.000/kg.

Potensi pendapatan per pohon:

  • Produksi 50–150 kg × Rp35.000/kg = Rp1,75 juta – Rp5,25 juta/tahun.

Skala 1 hektar (±150 pohon):

  • Produksi rendah: ±Rp262,5 juta/tahun.
  • Produksi tinggi: ±Rp787,5 juta/tahun.

Produk turunan bernilai tambah:

  • Jengkol kering untuk stok luar musim.
  • Olahan beku seperti semur atau balado jengkol.
  • Camilan unik seperti jengkol goreng renyah.

Kesimpulan
Jengkol bukan hanya bagian dari kekayaan kuliner Nusantara, tetapi juga memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan. Dengan pengolahan yang tepat, jengkol aman dikonsumsi dan dapat diolah menjadi hidangan lezat. Budidayanya relatif mudah, hasil panennya menguntungkan, dan permintaan pasarnya stabil, menjadikannya komoditas yang layak dilirik oleh petani dan pelaku usaha pangan.

 

Follow WhatsApp Channel inikanaku.info untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rahasia Sukses Budidaya Kunyit di Polybag: Cepat Tumbuh dan Panen Melimpah
Misteri Udang Beku Tercemar Cesium: Jejak Radioaktif dari Industri Baja Dekat Pabrik BMS
Padi Huma, Rahasia Ketahanan Pangan Suku Baduy
Perbedaan Padi Sawah dan Padi Huma yang Ditanam di Ladang
Budidaya Jamur Merang: Peluang Usaha dari Jerami Padi
Panduan Lengkap Budidaya Talas: Jenis, Teknik Tanam, dan Cara Membuat Bibit Umbi
Cara Budidaya Tanaman Sirsak agar Cepat Berbuah
Panduan Lengkap Budidaya Jeruk Purut: Dari Penanaman hingga Panen Maksimal
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 14 September 2025 - 16:36 WIB

Rahasia Sukses Budidaya Kunyit di Polybag: Cepat Tumbuh dan Panen Melimpah

Selasa, 2 September 2025 - 06:36 WIB

Misteri Udang Beku Tercemar Cesium: Jejak Radioaktif dari Industri Baja Dekat Pabrik BMS

Minggu, 17 Agustus 2025 - 19:46 WIB

Padi Huma, Rahasia Ketahanan Pangan Suku Baduy

Minggu, 17 Agustus 2025 - 19:29 WIB

Perbedaan Padi Sawah dan Padi Huma yang Ditanam di Ladang

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 12:55 WIB

Jengkol: Tanaman Khas Nusantara, Potensi Rasa dan Nilai Ekonomis yang Tinggi

Info Terbaru

Healthy Lifestyle

Ikan Teri, Sumber Kalsium dan Protein Alami dari Laut Indonesia

Jumat, 7 Nov 2025 - 20:23 WIB

Healthy Lifestyle

Tape Singkong untuk Sakit Lambung: Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya

Senin, 3 Nov 2025 - 19:06 WIB