Jakarta, KlopakIndonesia.com – Gelombang amarah publik terus memuncak di Jakarta. Setelah rumah anggota DPR RI Ahmad Sahroni dijarah, kini giliran kediaman anggota DPR sekaligus komedian Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio yang menjadi sasaran massa. Kedua insiden ini menjadi simbol ketegangan sosial-politik yang kian memanas.
Rumah Ahmad Sahroni Dijarah
Pada 29 Agustus 2025, rumah Ahmad Sahroni di kawasan Jakarta Timur diserbu massa. Insiden ini terjadi beberapa jam setelah kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang menimbulkan gelombang kemarahan publik.
- Massa berhasil merusak pagar, jendela, dan sejumlah perabot rumah.
- Barang-barang seperti kulkas, televisi, kursi, dan perabot mewah lainnya diambil atau dirusak.
- Warga sekitar menyaksikan sebagian massa keluar masuk rumah sambil membawa barang-barang yang dijarah.
Peristiwa ini memicu protes di berbagai media sosial, sekaligus menjadi peringatan bagi pejabat publik terkait sikap dan tindakan mereka di mata masyarakat.
Rumah Eko Patrio Dijarah
Hanya sehari berselang, pada 30 Agustus 2025, kediaman Eko Patrio di Jalan Karang Asem I, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, juga menjadi target amarah massa.
- Ratusan orang berkumpul sejak malam hari dan menerobos rumah meskipun aparat TNI hadir.
- Barang-barang dijarah termasuk kulkas, televisi, dispenser, karpet, lampu, kursi, meja, pakaian, koper, hingga kucing peliharaan.
- Massa mengekspresikan kemarahan mereka secara langsung, sementara kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Permintaan Maaf dan Respons Publik
Eko Patrio kemudian muncul di akun Instagram pribadinya, menyampaikan permintaan maaf terbuka atas tindakan yang dianggap menyinggung masyarakat. Namun belum ada pernyataan resmi terkait jumlah pelaku yang diamankan atau tindakan hukum lanjutan.
Analisis: Fenomena Sosial-Politik
Penjarahan rumah politisi ini bukan sekadar aksi kriminal, melainkan simbol kekecewaan publik terhadap elit politik.
- Gestur atau pernyataan pejabat yang dianggap abai pada penderitaan rakyat menjadi pemicu utama.
- Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat kini menyalurkan kemarahan langsung kepada simbol kekuasaan, termasuk properti pribadi anggota DPR.
- Kasus Ahmad Sahroni dan Eko Patrio menjadi peringatan serius bahwa ketidakpekaan pejabat publik bisa berakibat nyata, bahkan menimbulkan risiko keamanan pribadi.
Pengamat menekankan, jika tidak ada upaya meredakan ketegangan dari pihak pemerintah maupun DPR, potensi konflik sosial akan semakin meluas dan sulit dikendalikan.
















