Pare atau peria dikenal sebagai sayuran yang kaya manfaat. Rasanya yang pahit justru menyimpan berbagai nutrisi penting seperti vitamin C, vitamin A, serat, kalium, hingga antioksidan. Tak heran, pare sering dikonsumsi sebagai sayur tumis, lalapan, hingga dijadikan jus herbal. Namun, meski menyehatkan, mengonsumsi pare secara berlebihan bisa menimbulkan efek samping yang perlu diwaspadai.
1. Gangguan Pencernaan
Pare mengandung senyawa aktif yang dapat merangsang sistem pencernaan. Jika dikonsumsi terlalu banyak, dapat menyebabkan perut kembung, diare, sakit perut, atau mual. Hal ini terutama terjadi pada orang yang memiliki lambung sensitif.
2. Menurunkan Gula Darah Secara Drastis
Pare dikenal efektif membantu mengontrol gula darah karena sifat hipoglikemiknya. Namun, bila dikonsumsi berlebihan, kadar gula darah bisa turun terlalu rendah (hipoglikemia). Kondisi ini berbahaya bagi penderita diabetes yang juga mengonsumsi obat penurun gula darah.
3. Memengaruhi Kehamilan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pare dapat memicu kontraksi rahim. Karena itu, ibu hamil sebaiknya membatasi konsumsi pare, terutama dalam jumlah besar, untuk mengurangi risiko gangguan kehamilan.
4. Potensi Masalah pada Hati
Konsumsi pare berlebihan dalam jangka panjang dapat memberi tekanan pada fungsi hati. Beberapa studi menemukan bahwa ekstrak pare dosis tinggi bisa memengaruhi kesehatan hati, meskipun kasus ini jarang terjadi.
5. Risiko Anemia Hemolitik
Pare mengandung senyawa vicine yang bisa memicu anemia hemolitik pada individu dengan kondisi bawaan tertentu, terutama defisiensi enzim G6PD. Gejalanya bisa berupa kelelahan, kulit pucat, hingga pusing.
Kesimpulan
Pare memang menyehatkan bila dikonsumsi dalam jumlah wajar, misalnya sebagai lauk atau campuran jus. Namun, konsumsi berlebihan justru bisa menimbulkan masalah kesehatan. Batasi porsi makan pare, dan bagi penderita diabetes atau ibu hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum rutin mengonsumsi pare.