Bandung Barat – Warga sekitar Lembang sempat dibuat resah ketika seekor macan tutul kabur dari kandang karantina Lembang Park & Zoo pada akhir Agustus lalu. Bayangan predator besar yang lepas di sekitar permukiman membuat banyak orang waswas, apalagi hewan ini dikenal sebagai salah satu kucing besar paling lincah dan gesit di dunia.
Macan tutul (Panthera pardus) merupakan kucing besar yang hidup di Asia dan Afrika. Di Indonesia, terdapat subspesies khas yang disebut macan tutul Jawa (Panthera pardus melas). Satwa ini berstatus terancam punah karena populasinya diperkirakan kurang dari 500 ekor di alam liar. Bentuk tubuhnya lebih kecil dibandingkan macan tutul Afrika, namun memiliki corak tutul hitam yang rapat dan kemampuan beradaptasi luar biasa di berbagai medan, mulai dari hutan pegunungan hingga perbukitan.
Macan tutul yang kabur dari Lembang Park & Zoo dipastikan merupakan jenis macan tutul Jawa. Setelah hampir sepekan pencarian, tim gabungan akhirnya menyimpulkan bahwa satwa tersebut sudah kembali ke habitat alaminya di kawasan hutan lindung Gunung Tangkuban Parahu.
Kepala BBKSDA Jawa Barat, Agus Arianto, mengatakan pencarian aktif dengan drone thermal dan patroli intensif dihentikan karena hewan tersebut terus bergerak menjauh dari permukiman. “Berdasarkan evaluasi, macan tutul sudah kembali ke hutan Tangkuban Parahu. Oleh karena itu, pencarian aktif dihentikan dan dialihkan menjadi pemantauan jarak jauh serta menunggu laporan dari masyarakat,” ujarnya, Jumat (5/9/2025).
Sebelumnya, jejak kaki dan suara gonggongan anjing sempat menjadi tanda keberadaan hewan ini di sekitar area perbukitan. Namun, pergerakannya yang konsisten menuju hutan menandakan naluri alaminya kembali kuat.
Kawasan Lembang Park & Zoo sendiri tetap dijaga ketat untuk memastikan kondisi aman sebelum dibuka kembali bagi pengunjung. Sementara itu, keberadaan macan tutul di hutan Tangkuban Parahu dianggap sebagai kepulangan ke rumahnya sendiri—sebuah habitat alami yang menyediakan ruang hidup lebih sesuai bagi satwa langka ini.