Cegah “Brain Rot” pada Anak, Begini Langkah Nyatanya

- Jurnalis

Senin, 20 Oktober 2025 - 11:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fenomena “brain rot” atau pembusukan otak digital kini menjadi kekhawatiran baru di era serba gawai. Istilah ini tidak merujuk pada kerusakan otak secara fisik, melainkan kondisi ketika seseorang mengalami penurunan kemampuan berpikir, fokus, daya ingat, dan empati akibat terlalu sering mengonsumsi konten digital yang cepat dan dangkal.

Apa Itu Brain Rot dan Penyebabnya

Brain rot umumnya terjadi ketika otak terlalu sering menerima rangsangan instan dari konten singkat seperti video berdurasi pendek, game cepat, atau media sosial yang bersifat hiburan tanpa makna. Konten semacam itu membuat otak terbiasa dengan kepuasan instan (instant gratification) dan enggan berpikir mendalam.

Beberapa penyebab utama brain rot pada anak antara lain:

  1. Paparan layar berlebihan, terutama tanpa pendampingan orang tua.
  2. Konten dangkal dan adiktif yang menurunkan fokus serta minat belajar.
  3. Kurangnya interaksi sosial nyata, membuat anak lebih nyaman dengan dunia digital.
  4. Kurang tidur dan aktivitas fisik, yang memperlambat perkembangan fungsi otak.
  5. Minimnya stimulasi intelektual, seperti membaca atau bermain peran yang merangsang imajinasi.
Baca Juga :  Manfaat Makan Petai Untuk Kesehatan Tubuh

Jika dibiarkan, anak bisa menjadi mudah bosan, sulit berkonsentrasi, kehilangan semangat belajar, bahkan mengalami kesulitan dalam memahami emosi dan bersosialisasi.

Langkah Nyata untuk Mencegah Brain Rot

1. Batasi Waktu Layar
Anak di bawah 6 tahun sebaiknya tidak lebih dari 1 jam per hari, sementara anak usia sekolah hingga remaja maksimal 2 jam di luar kebutuhan belajar. Gunakan fitur “screen time” untuk membantu pengawasan.

2. Dampingi dan Arahkan Konten
Anak sebaiknya tidak dibiarkan menonton atau bermain sendirian. Pilihkan konten yang edukatif, kreatif, dan sesuai usia, lalu diskusikan isinya agar anak belajar berpikir kritis.

3. Dorong Aktivitas di Dunia Nyata
Ajak anak bermain di luar rumah, berolahraga, membaca buku, menggambar, atau berinteraksi langsung dengan teman-teman. Aktivitas nyata membantu menyeimbangkan stimulasi otak dan mengasah keterampilan sosial.

Baca Juga :  Manfaat Daun Betadin

4. Jadikan Orang Tua Teladan Digital
Anak meniru kebiasaan orang tua. Jika orang tua terlalu sibuk dengan ponsel, anak akan menirunya. Terapkan waktu tanpa gawai bersama keluarga, misalnya saat makan atau menjelang tidur.

5. Perkuat Pola Tidur dan Nutrisi
Tidur cukup serta asupan gizi seimbang—seperti makanan kaya omega-3, zat besi, dan vitamin B kompleks—menunjang perkembangan otak agar tetap optimal.

6. Bangun Komunikasi Terbuka
Ajak anak berbicara tentang apa yang mereka tonton dan mainkan. Dengan begitu, orang tua bisa memahami minat sekaligus mengarahkan tanpa melarang secara keras.

Dengan pendampingan yang bijak, anak tetap dapat menikmati dunia digital tanpa kehilangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Mencegah brain rot bukan berarti menjauhkan anak dari teknologi, melainkan membekali mereka agar cerdas dan sehat secara digital.

 

Follow WhatsApp Channel inikanaku.info untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ikan Teri, Sumber Kalsium dan Protein Alami dari Laut Indonesia
Tape Singkong untuk Sakit Lambung: Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya
Nasi Dingin Penurun Gula Darah? Fakta Ilmiah dan Risiko Tersembunyi di Balik Nasi yang Disimpan Lebih dari 24 Jam
5 Jenis Rempah Terbaik untuk Kesehatan: Dari Jahe hingga Kunyit Yang Manfaatnya Terbukti Secara Ilmiah
Manfaat Meminum Kopi Susu, Lebih dari Sekadar Menambah Energi
3 Efek Samping Minum Kopi Susu yang Jarang Diketahui, Apa Saja?
Buah Mengkudu: Si Pahit Kaya Gizi dan Berkhasiat untuk Kesehatan Tubuh
Pepaya, Buah Tropis Penuh Gizi dan Manfaat untuk Tubuh
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 20:23 WIB

Ikan Teri, Sumber Kalsium dan Protein Alami dari Laut Indonesia

Senin, 3 November 2025 - 19:06 WIB

Tape Singkong untuk Sakit Lambung: Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya

Senin, 3 November 2025 - 18:38 WIB

Nasi Dingin Penurun Gula Darah? Fakta Ilmiah dan Risiko Tersembunyi di Balik Nasi yang Disimpan Lebih dari 24 Jam

Senin, 20 Oktober 2025 - 11:37 WIB

Cegah “Brain Rot” pada Anak, Begini Langkah Nyatanya

Jumat, 17 Oktober 2025 - 14:02 WIB

Manfaat Meminum Kopi Susu, Lebih dari Sekadar Menambah Energi

Info Terbaru

Healthy Lifestyle

Ikan Teri, Sumber Kalsium dan Protein Alami dari Laut Indonesia

Jumat, 7 Nov 2025 - 20:23 WIB

Healthy Lifestyle

Tape Singkong untuk Sakit Lambung: Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya

Senin, 3 Nov 2025 - 19:06 WIB