Belakangan ini, suhu udara di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Bandung, terasa lebih dingin dari biasanya. Suhu dini hari bisa turun hingga 16°C–18°C, terutama di dataran tinggi. Fenomena ini bukan hanya berdampak pada aktivitas manusia, tapi juga sangat berpengaruh terhadap sektor perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar seperti nila, gurame, dan lele.
Menurut keterangan para pembudidaya, penurunan suhu ini menyebabkan perubahan perilaku ikan yang tidak seperti biasanya. Ikan menjadi pasif, tidak aktif berenang, bahkan sering tidak mau makan. Apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya?
Ikan Berdarah Dingin, Tergantung Suhu Air
Ikan merupakan hewan berdarah dingin (ektotermik), artinya suhu tubuh mereka mengikuti suhu lingkungan, terutama suhu air. Ketika suhu air turun drastis, metabolisme ikan melambat. Hal ini berdampak pada aktivitas harian seperti makan, berenang, hingga pertahanan terhadap penyakit.
Dampak Cuaca Dingin terhadap Ikan Budidaya
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
- Suhu optimal: 25–30°C
- Saat suhu turun di bawah 20°C, nila mengalami stres.
- Nafsu makan menurun drastis, ikan jadi pasif, dan rentan terkena penyakit seperti aeromonas.
- Jika suhu ekstrem (<16°C), bisa terjadi kematian massal.
2. Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)
- Suhu optimal: 26–30°C
- Di bawah 22°C, gurame menjadi sangat diam, sering menumpuk di dasar kolam.
- Pertumbuhan terhenti dan risiko infeksi jamur atau busuk insang meningkat.
3. Ikan Lele (Clarias sp.)
- Suhu optimal: 27–32°C
- Saat suhu di bawah 20–22°C, lele tidak agresif, jarang muncul ke permukaan.
- Potensi stres tinggi, luka-luka di tubuh, dan serangan penyakit kulit seperti jamur bisa terjadi jika kualitas air buruk.
Risiko Lain: Sistem Imun Melemah
Penurunan suhu secara tiba-tiba juga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh ikan. Ini membuka peluang infeksi dari bakteri, parasit, dan jamur. Jika tidak ditangani dengan cepat, bisa menyebabkan penurunan hasil panen dan kerugian ekonomi bagi petani ikan.
Langkah Pencegahan dan Penanganan
Untuk menghadapi cuaca dingin ini, pembudidaya dianjurkan:
- Mengurangi pemberian pakan saat suhu turun drastis, karena pencernaan ikan melambat.
- Menutup kolam dengan plastik UV bening atau daun pisang untuk menjaga suhu air.
- Meningkatkan aerasi dan menjaga sirkulasi air agar oksigen tetap stabil.
- Memberikan probiotik atau suplemen imun untuk memperkuat ketahanan ikan.
Cuaca dingin memang fenomena alam yang tak bisa dihindari, terutama saat puncak musim kemarau. Namun, pembudidaya ikan nila, gurame, dan lele tetap bisa meminimalkan dampak negatifnya dengan pemahaman dan penanganan yang tepat. Adaptasi cepat terhadap perubahan suhu menjadi kunci keberhasilan budidaya di tengah tantangan iklim.