Penyerangan Pearl Harbor adalah serangan mendadak yang dilakukan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii, pada 7 Desember 1941. Serangan ini bertujuan untuk melumpuhkan armada Pasifik Amerika Serikat sehingga Jepang bisa menjalankan ekspansi militernya di Asia Tenggara tanpa gangguan dari AS.
Berikut adalah beberapa detail penting tentang penyerangan Pearl Harbor:
Latar Belakang:
- Jepang sedang mencari dominasi di Asia dan Pasifik dengan menginvasi negara-negara tetangga untuk mendapatkan sumber daya alam, seperti minyak dan karet, yang penting untuk ekonomi dan militernya.
- Amerika Serikat menanggapi agresi Jepang dengan sanksi ekonomi, termasuk embargo minyak, yang sangat mempengaruhi Jepang.
- Untuk mengatasi hambatan ini dan untuk memperluas wilayahnya, Jepang memutuskan untuk menyerang Pearl Harbor dengan tujuan menghancurkan kekuatan laut AS, yang dipandang sebagai ancaman potensial terhadap rencana ekspansinya.
Serangan:
- Serangan dimulai pada pagi hari 7 Desember 1941. Jepang mengirimkan 353 pesawat, termasuk pembom, torpedo, dan pesawat tempur dari enam kapal induk.
- Serangan dilakukan dalam dua gelombang, yang berlangsung sekitar dua jam, menargetkan kapal-kapal Angkatan Laut AS dan fasilitas militer di Pearl Harbor.
Kerugian Amerika Serikat:
- Kapal perang: 8 kapal perang AS rusak, dengan 4 tenggelam (termasuk USS Arizona yang meledak dan tenggelam, menyebabkan banyak korban).
- Pesawat: Sekitar 188 pesawat AS hancur.
- Personel: 2.403 personel tewas (termasuk 68 warga sipil) dan 1.178 orang terluka.
- Banyak kapal yang tenggelam kemudian dapat diperbaiki dan digunakan kembali, namun serangan ini memberikan pukulan besar bagi kekuatan angkatan laut AS di awal.
Kerugian Jepang:
- Jepang hanya kehilangan 29 pesawat dan 5 kapal mini-submarine.
- Kematian personel Jepang berjumlah sekitar 64 orang.
Dampak dan Akibat:
- Penyerangan Pearl Harbor menyebabkan Amerika Serikat secara resmi memasuki Perang Dunia II pada 8 Desember 1941, sehari setelah serangan, dengan deklarasi perang terhadap Jepang.
- Beberapa hari kemudian, Jerman dan Italia, sekutu Jepang dalam Poros, juga menyatakan perang terhadap AS, menjadikan Amerika Serikat terlibat penuh dalam konflik global.
- Meskipun Jepang berhasil merusak armada AS di Pearl Harbor, serangan ini memicu semangat nasionalis di AS dan mempercepat kehancuran Kekaisaran Jepang dalam Perang Pasifik.
Serangan ini adalah salah satu peristiwa paling signifikan dalam Perang Dunia II karena mengubah arah perang dan membawa Amerika Serikat secara langsung ke dalam konflik.
Apakah pihak Amerika mengetahui Pearl Harbor akan diserang?
Amerika Serikat tidak mengetahui secara pasti bahwa serangan di Pearl Harbor akan terjadi pada 7 Desember 1941. Namun, ada sejumlah tanda-tanda dan peringatan yang mengindikasikan potensi agresi dari Jepang, meskipun informasi ini tidak sepenuhnya dimanfaatkan atau disatukan untuk memprediksi serangan ke Pearl Harbor secara spesifik. Berikut adalah beberapa faktor terkait:
1. Peningkatan Ketegangan dengan Jepang:
Amerika Serikat dan Jepang sudah berada dalam situasi diplomatik yang tegang menjelang serangan. AS telah memberlakukan embargo minyak dan pembekuan aset Jepang sebagai tanggapan terhadap ekspansi militer Jepang di Asia, terutama di Cina dan Indocina. Jepang merasa terpojok dan diyakini akan segera mengambil tindakan, namun tujuan tepatnya tidak diketahui.
2. Peringatan Umum:
Pemerintah AS, termasuk Presiden Franklin D. Roosevelt, telah menyadari bahwa perang dengan Jepang mungkin tak terelakkan. Pada 27 November 1941, seminggu sebelum serangan, Washington mengirimkan peringatan kepada pangkalan militer di Pasifik (termasuk Pearl Harbor) tentang kemungkinan serangan dari Jepang. Namun, peringatan ini bersifat umum dan tidak menyebutkan Pearl Harbor sebagai target spesifik. Pihak militer di Hawaii lebih fokus pada ancaman sabotase daripada serangan udara besar-besaran.
3. Intelijen Terkait Aktivitas Jepang:
Amerika Serikat telah berhasil memecahkan sebagian kode diplomatik Jepang (dikenal sebagai kode “Purple”), yang memungkinkan mereka memantau beberapa komunikasi diplomatik Jepang. Meskipun pesan-pesan ini menunjukkan bahwa Jepang sedang mempersiapkan sesuatu yang besar, mereka tidak mengungkapkan dengan pasti bahwa Pearl Harbor akan menjadi target utama.
4. Kesalahpahaman Strategis:
Banyak pejabat AS berasumsi bahwa jika Jepang melakukan serangan, serangan itu akan terjadi di tempat lain, seperti Filipina atau Malaya, karena wilayah tersebut dianggap lebih strategis bagi Jepang dalam kampanye ekspansi mereka. Pearl Harbor, yang dianggap jauh dari wilayah konflik utama di Asia Tenggara, tidak dianggap sebagai target yang mungkin.
5. Kesalahan Taktis di Pearl Harbor:
Pada pagi hari serangan, beberapa tanda peringatan sebenarnya muncul, termasuk deteksi pesawat Jepang oleh radar di Oahu. Namun, informasi ini tidak segera ditindaklanjuti dengan cepat karena dianggap sebagai latihan atau penerbangan pesawat AS yang dijadwalkan.
Kesimpulan:
Secara keseluruhan, pihak Amerika tidak mengetahui secara spesifik bahwa Jepang akan menyerang Pearl Harbor. Mereka mengetahui bahwa Jepang sedang merencanakan tindakan militer besar, tetapi mereka gagal mengantisipasi bahwa Pearl Harbor akan menjadi target utama. Kekurangan dalam komunikasi, interpretasi intelijen, dan fokus pada kemungkinan serangan di tempat lain berkontribusi pada kejutan serangan tersebut.